Kamis, 01 Januari 2009

Dasar-dasar pengecatan (sebagai trik dan tip untuk memulai berusahan dibidang pengecatan)

Oleh : Ramdhan Effendi
Menindaklanjuti beberapa pertanyaan pembaca mengenai apa yang harus diperhatikan ketika akan memulai pengecatan atau berusaha di bidang pengecatan, maka bersama ini saya coba sharingkan hal-hal yang saya ketahui.

Pengecatan adalah pekerjaan finishing. Sehingga pengecatan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir dari suatu benda dan meningkatkan nilai tambahnya. Ada 3 tujuan kita melakukan pengecatan, yaitu :

1. Proteksi, yaitu : memberikan perlindungan terhadap substrat atau benda kerja yang akan diaplikasi cat dari berbagai macam kerusakan (karat, lapuk, jamur, lumut, dll).
2. Dekorasi, yaitu : memberikan / menambah nilai keindahan substrat yang sudah difinishing.
3. Komunikasi, yaitu : cat bisa memberikan arti / symbol yang menunjukkan fungsi dan identitas suatu substrat. Contohnya, adalah warna ambulance berwarna putih, mobil pemadam kebaran berwarna merah, warna kuning menujukkkan hati-hati / peringatan, dll.

Untuk memulai pengecatan agar memperoleh hasil yang optimal, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Sumber Daya Manusia / SDM. SDM (applicator) yang akan melakukan pengecatan harus profesional, dalam artian memiliki integritas yang baik, jujur, punya semangat, memiliki pengetahuan yang baik tentang pengecatan dan memiliki keterbukaan dan keinginan untuk terus belajar dan belajar. Pilih SDM yang tidak sok tahu, yang kadang menganggap dirinya pintar dan tahu segala hal, yang menggunakan ilmu yang dimiliki untuk membohongi / memperdaya pelanggan / client. Musti diingat bahwa semakin banyak kita memberi, terbuka dan jujur, maka akan mengalir semakin banyak rejeki yang akan diterima (jangan segan untuk mensharing pengetahuan yang kita miliki).
2. Substrat atau benda kerja, yaitu benda yang akan dilakukan sebagai objek pengecatan. Sebelum dilakukan pengecatan harus mengenal substrat apa yang akan dicat. Misalkan : benda kerja yang akan dicat berupa kayu, maka kita harus tahu apa kayu yang akan dicat ? berapa kadar airnya, kondisi permukaanya memiliki serat yang baik atau tidak ? kalau yang akan dicat logam, harus tahu karakteristik logam yang akan dicat, misalkan jenisnya apa ? kondisi karat ? dll.
3. Posisi penempatan dan lingkungan kerja. Perhatikan mengenai tempat dimana pengecatan akan dilakukan, sirkulasi terbuka atau tertutup, banyak interaksi orang, dll. Perlu diketahui juga dimana suatu substrat akan ditempatkan setelah dilakukan pengecatan. Contoh : Substrat kayu akan ditempatkan di exterior (ekspose / kondisi lingkungan terbuka) maka finishing / cat yang akan dipakai berbeda dengan untuk penempatan interior (tertutup). Substrat akan ditempatkan di ruang tidur anak, maka pilihan warnanya harus menarik buat anak-anak, aman untuk anak, dll.
4. Alat kerja. Harus memahami alat kerja apa yang harus digunakan untuk suatu pengecatan setelah menyesuaikan dengan jenis cat, penempatan, benda kerja, dll. Memahami karakter alat kerja yang akan digunakan adalah hal yang penting. Misalkan, untuk alat kerja menggunakan airspray harus tahu faktor lost / tingkat efisiensinya, yaitu berapa banyak bahan cat yang hilang tidak terpakai / terbuang. Misalkan dalam penggunaan roll harus dipahami jenis roll yang dipakai disesuaikan dengan cat yang dipakai, untuk cat minyak harus memilih roll yang sesuai untuk cat minya, dll.
5. Budget / anggaran. Dalam menentukan cat yang akan diaplikasikan juga harus tahu berapa anggaran yang akan digunakan atau dimiliki oleh konsumen kita. Karena kalau system cat yang kita tawarkan tidak sesuai dengan anggaran yang dimiliki konsumen, niscaya pekerjaan pengecatan teraplikasi.
6. Waktu pakai. Berapa lama kita menginginkan cat tersebut teraplikasi dengan baik di substrat harus pula diperhatikan. Misalkan suatu bangunan tinggi (High Rise Building) untuk cat exteriornya harus dipilih cat dengan masa pakai / life time panjang, dll.
7. Bahan cat. Cat terbuat dari berbagai macam jenis resin yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kita harus memahami karakter dari cat yang akan kita aplikasi. Misalkan : aplikasi melamin tidak cocok untuk aplikasi di exterior atau expose karena sifat melamin yang getas dan tidak fleksibel. Melamin cocok untuk diaplikasi di lingkungan interior. Cat tembok untuk koridor bangunan dimana banyak lalu lalang orang, maka dipilih cat yang mudah dibersihkan dan tidak mengandung logam berat, dll. Perlu juga dipahami tampilan akhir cat, apakah solid color, transparent color, tingkat kilap, ketahan menahan beban, penempatan, warna, dll.

Demikian sedikit hal yang harus diperhatikan untuk memulai melakukan pengecatan. Semoga bermanfaat.