Rabu, 04 Februari 2009

MEMILIH CAT BATU ALAM YANG TEPAT

Tidak hanya kayu yang menjadi idola saat ini, batu alam pun tak kalah pamornya. Hanya saja, jangan lupa merawat dan melindunginya, agar tak hilang keindahannya.
Sejak jaman dahulu, batu alam sudah dipakai sebagai pilihan bahan bangunan. Sekarangpun, batu alam bisa dibilang mendominasi pasar, disamping kayu. Tak hanya bangunan etnik yang memakai batu alam, arsitektur bergaya minimalispunbanyak memasukkan batu alam sebagai aksen atau point of interest. Selain digunakan sebagai pelapis dinding, batua alam juga digunakan sebagai materialpelapis lantai, baik interior maupun eksterior.
Akan tetapi, batu alam tidak akan selamanya indah jika tidak dijaga dan dirawat. Untuk itu, diperlukan produk perawatan dan perlindung batu alam yang baik, agar kecantikan batu alam tetap terjaga. Propan menyediakan beberapa macam produk perawatan batu alam yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan, yaitu : Propan Stone Care, Propan Aqua Stone Care, Sicosol, dan Propan Stone Care Cat Batu candi.

Berbagai Macam Batu Alam
  1. Jika kita menghitung beberapa macam batu alam di Indonesia, akan sulit dilakukan, karena begitu banyaknya batu alam yang tersedia. Pada satu tempat penambangan saja, bisa dihasilkan beberapa jenis batu yang berbeda. Secara garis besar, batu alam dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, seperti dibawah ini.
    Batu Candi, Batu ini terbentuk dari pendinginan lava yang keluar saat gunung meletus. Memiliki pori-pori yang besar, dan berwarna gelap. Meski batu candi tergolong batu yang keras, tapi masih bisa diukir, sifat batu ini sangat mudah menyerap air (porous).
  2. Batu Andesit, Batu ini juga terbentuk dari pendinginan lava saat gunung meletus. Berbeda dari batu candi, batu ini berwarna abu-abu, dan pori-porinya sangat sedikit. Kekerasan dan kepadatannya, membuat batu andesit sulit tergores, serta lebih tahan cuaca disbanding batu candi.
  3. Batu Pasir (Sandstone), Butiran-butiran pasir yang mengalami perubahan selama bertahun-tahun sehingga menjadi batu, adalah asal muasal batu pasir. Ada berbagai corak batu pasir, seperti serat kayu, polos, atau berbintik-bintik. Batu ini agak lunak, sehingga mudah dipahat. Seperti halnya batu candi, batu pasir inipun mudah menyerap air. Contoh batu jenis ini adalah paras serayu, merah banjar, dan brexy.
  4. Batu Gamping (Limestone), Bahan dasar batu ini adalah kapur, karakternya sama dengan batu pasir, yaitu lunak dan mudah dipahat. Warna batu sangat beragam, tapi yang paling dominan adalah warna kuning, krem, coklat, dan putih. Beberapa yang termasuk dalam jenis batu ini adalah palimanan, serat jati, doreng, batu paras, dan batu hijau sukabumi.
  5. Batu Sabak (Slate), Batu ini seringkali disebut sebagai batu kali, karena teksturnya yang mirip dengan batu yang ada di sungai (kali), padahal batu ini berasal dari pegunungan. Batu ini sangat keras, berpori halus, dan berlapis-lapis. Lapisan batu membuatnya sangat mudah dibelah menjadi lempengan tipis. Hal ini menyebabkan batu sabak juga sering dikenal dengan nama batu temple.
  6. Batu Marmer, Dari semua jenis batu diatas, batu marmer adalah batu yang paling keras. Batu ini banyak dijadikan lempengan. Corak dan warnanya pun paling beragam disbanding batu lainnya. Yang termasuk jenis batu ini adalah pacitoroso, javaroso, dan marble white.

Perwatan Batu Alam

Kerusakan pada batu alam, sering disebabkan oleh lumut dan jamur. Keduanya akan mudah tumbuh diatas permukaan batu yang lembab. Lumut mudah tumbuh diatas permukaan batu yang langsung terkena sinar matahari, sedangkan jamur tumbuh di atas permukaan batu yang tidak terkena sinar matahari. Salah satu cara untuk mencegah pertumbuhan lumut dan jamur adalah dengan memberikan pelapisan (coating) yang tepat.

Ada dua jenis coating yang bisa dipilih untuk batu alam, yaitu clear coating dan invisible water repellent (penetrating finish). Clear coating membentuk lapisan film di atas permukaan batu, yang menjadikannya tampak lebih indah, bersih, menonjolkan guratan batu, atau menampilkan kesan basah. Sedangkan invisible water repellent adalah coating yang tidak membuat lapisan film di atas permukaan batu, bersifat menolak air, dan membuat batu tetap terlihat alami.

Selain memberikan pelapisan dengan coating yang tepat, perawatan batu alam juga harus memperhatikan kondisi penempatan atau pemasangan batu alam. Batu alam yang dipasang pada dinding luar kolam, sering kali masih tampak berlumut walaupun sudah diberikan coating yang tepat. Hal ini disebabkan oleh kondisi batu yang lembab karena adanya rembesan air yang masuk melalui kolam tersebut. Untuk pencegahannya, dinding kolam tersebut harus diberikan waterproofing sehingga tidak ada kebocoran pada dinding kolam.

Batu alam yang dipasang pada dinding pagar juga seringkali tampak putih karena alkali. Hal ini disebabkan oleh alkali yang terbawa oleh aliran air pada sat hujan, keluar melalui celah-celah batu. Untuk mencegah kondisi yang demikian, pagar harus didisain sebaik mungkin, sehingga tidak ada air hujan yang terjebak dan menggenang diatas permukaan pagar bagian atas. Genangan air ini menyebabkan air merembes dan membawa garamalkali keluar di celah batu alam (nat).

Produk Pelindung Batu Alam

PT. Propan Raya ICC mempunyai 4 macam cat pelindung batu alam, yang masing-masing mempunyai keunggulan, serta karakter yang berbeda-beda. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis batu alam yang akan di coating. Semua jenis cat pelindung batu ala mini dapat digunakan untuk di dalam maupun di luar ruangan.

  1. Propan Stone Care, adalah pelapis batu alam yang terbuat dari bahan acrylic solvent based, mempunyai tampilan akhir yang mengkilap. Cat ini melekat kuat pada batu alam dan tahan cuaca. Produk ini cocok digunakan pada batu yang berwarna tua dan gelap, seperti andesit, atau batu pacitoroso. Propan Stone Care membuat guratan dan warna batu lebih indah dan menonjol.
  2. Propan Aqua Stone Care, adalah pelapis batu alam yang terbuat dari bahan acrylic larut dalam air (waterbased). Cat yang ramah lingkungan ini tidak berbau dan tahan cuaca. Cocok digunakan untuk batu berwarna mudah dan terang, seperti batu palimanan, batu bali green, dan batu pacitoroso. Cat ini menonjolkan keindahan warna dan corak batu alam tanpa merubah warna alami batu alam.
  3. Propan Stone Care Cat Batu Candi, adalah pelapis batu alam yang terbuat dari bahan acrylic solvent based dengan alkaline guard. Propoan Stone Care Cat Batu Candi memberikan lapisan berwarna hitam yang rata pada pemukaan batu, mampu menutup dan menghindari bercak putih yang disebabkan garam alkali serta mampu menyamakan warna batu. Cocok digunakan untuk batu berwarna hitam (gelap), seperti batu candi.
  4. Sicosol, adalah larutan silicon dalam solvent yang digunakan untuk menjaga permukaan batu tetap kering dan bersih, tanpa merubah penampilan alami dan warna batu. Sicosol cocok diaplikasikan pada batu alam yang bersifat porous, seperti batu paras, atau batu palimanan, karena dapat menonjolkan keaslian tekstur batu.

Dengan beberapa pilihan produk di atas, akan memudahkan kita dalam merawatdan melindungi batu alam, agar tetap indah dan sedap dipandang mata.

Sumber : Inspire – PT. Propan Raya ICC (2 nd Edision)

Kamis, 01 Januari 2009

Dasar-dasar pengecatan (sebagai trik dan tip untuk memulai berusahan dibidang pengecatan)

Oleh : Ramdhan Effendi
Menindaklanjuti beberapa pertanyaan pembaca mengenai apa yang harus diperhatikan ketika akan memulai pengecatan atau berusaha di bidang pengecatan, maka bersama ini saya coba sharingkan hal-hal yang saya ketahui.

Pengecatan adalah pekerjaan finishing. Sehingga pengecatan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir dari suatu benda dan meningkatkan nilai tambahnya. Ada 3 tujuan kita melakukan pengecatan, yaitu :

1. Proteksi, yaitu : memberikan perlindungan terhadap substrat atau benda kerja yang akan diaplikasi cat dari berbagai macam kerusakan (karat, lapuk, jamur, lumut, dll).
2. Dekorasi, yaitu : memberikan / menambah nilai keindahan substrat yang sudah difinishing.
3. Komunikasi, yaitu : cat bisa memberikan arti / symbol yang menunjukkan fungsi dan identitas suatu substrat. Contohnya, adalah warna ambulance berwarna putih, mobil pemadam kebaran berwarna merah, warna kuning menujukkkan hati-hati / peringatan, dll.

Untuk memulai pengecatan agar memperoleh hasil yang optimal, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Sumber Daya Manusia / SDM. SDM (applicator) yang akan melakukan pengecatan harus profesional, dalam artian memiliki integritas yang baik, jujur, punya semangat, memiliki pengetahuan yang baik tentang pengecatan dan memiliki keterbukaan dan keinginan untuk terus belajar dan belajar. Pilih SDM yang tidak sok tahu, yang kadang menganggap dirinya pintar dan tahu segala hal, yang menggunakan ilmu yang dimiliki untuk membohongi / memperdaya pelanggan / client. Musti diingat bahwa semakin banyak kita memberi, terbuka dan jujur, maka akan mengalir semakin banyak rejeki yang akan diterima (jangan segan untuk mensharing pengetahuan yang kita miliki).
2. Substrat atau benda kerja, yaitu benda yang akan dilakukan sebagai objek pengecatan. Sebelum dilakukan pengecatan harus mengenal substrat apa yang akan dicat. Misalkan : benda kerja yang akan dicat berupa kayu, maka kita harus tahu apa kayu yang akan dicat ? berapa kadar airnya, kondisi permukaanya memiliki serat yang baik atau tidak ? kalau yang akan dicat logam, harus tahu karakteristik logam yang akan dicat, misalkan jenisnya apa ? kondisi karat ? dll.
3. Posisi penempatan dan lingkungan kerja. Perhatikan mengenai tempat dimana pengecatan akan dilakukan, sirkulasi terbuka atau tertutup, banyak interaksi orang, dll. Perlu diketahui juga dimana suatu substrat akan ditempatkan setelah dilakukan pengecatan. Contoh : Substrat kayu akan ditempatkan di exterior (ekspose / kondisi lingkungan terbuka) maka finishing / cat yang akan dipakai berbeda dengan untuk penempatan interior (tertutup). Substrat akan ditempatkan di ruang tidur anak, maka pilihan warnanya harus menarik buat anak-anak, aman untuk anak, dll.
4. Alat kerja. Harus memahami alat kerja apa yang harus digunakan untuk suatu pengecatan setelah menyesuaikan dengan jenis cat, penempatan, benda kerja, dll. Memahami karakter alat kerja yang akan digunakan adalah hal yang penting. Misalkan, untuk alat kerja menggunakan airspray harus tahu faktor lost / tingkat efisiensinya, yaitu berapa banyak bahan cat yang hilang tidak terpakai / terbuang. Misalkan dalam penggunaan roll harus dipahami jenis roll yang dipakai disesuaikan dengan cat yang dipakai, untuk cat minyak harus memilih roll yang sesuai untuk cat minya, dll.
5. Budget / anggaran. Dalam menentukan cat yang akan diaplikasikan juga harus tahu berapa anggaran yang akan digunakan atau dimiliki oleh konsumen kita. Karena kalau system cat yang kita tawarkan tidak sesuai dengan anggaran yang dimiliki konsumen, niscaya pekerjaan pengecatan teraplikasi.
6. Waktu pakai. Berapa lama kita menginginkan cat tersebut teraplikasi dengan baik di substrat harus pula diperhatikan. Misalkan suatu bangunan tinggi (High Rise Building) untuk cat exteriornya harus dipilih cat dengan masa pakai / life time panjang, dll.
7. Bahan cat. Cat terbuat dari berbagai macam jenis resin yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kita harus memahami karakter dari cat yang akan kita aplikasi. Misalkan : aplikasi melamin tidak cocok untuk aplikasi di exterior atau expose karena sifat melamin yang getas dan tidak fleksibel. Melamin cocok untuk diaplikasi di lingkungan interior. Cat tembok untuk koridor bangunan dimana banyak lalu lalang orang, maka dipilih cat yang mudah dibersihkan dan tidak mengandung logam berat, dll. Perlu juga dipahami tampilan akhir cat, apakah solid color, transparent color, tingkat kilap, ketahan menahan beban, penempatan, warna, dll.

Demikian sedikit hal yang harus diperhatikan untuk memulai melakukan pengecatan. Semoga bermanfaat.

Kamis, 04 Desember 2008

Tips Memudahkan Pengerokan Cat Tembok Lama

oleh : Ramdhan Effendi

Seringkali ketika melakukan pengecatan ulang cat tembok lama timbul masalah daya lekat cat / adhesi cat baru dengan cat lama tidak sempurna. Cat baru tidak mau menempel dengan cat lama, cat tembok baru lepas kembali dari tembok dengan menarik cat lama yang ada.
Hal tersebut terjadi sebenarnya karena cat tembok baru tersebut menempel pada cat tembok lama yang kekuatan daya lekat terhadap tembok sudah melemah dimakan waktu ataupun karena terjadinya pengapuran. Untuk mengurangi resiko tersebut umumnya sebelum proses pengecatan biasanya sudah dilakukan pembersihan berupa pengerokan atau pengamplasan. Tetapi dengan cara pengerokan biasa ataupun pengamplasan sebenarnya tidak semua cat tembok lama yang daya lekatnya lemah tersebut dapat dikelupas. Untuk itu mengatasi hal tersebut, berikut adalah tips yang dapat dilakukan untuk memudahkan pengelupasan cat tembok lama :
  • Penggunaan Paint Remover

Pengelupasan dapat menggunakan paint remover. Banyak merk paint remover yang dijual di toko-toko bangunan dari tingkat agresivitas rendah sampai tinggi. Penggunaan paint remover cukup dengan menguaskan cairan paint remover pada permukaan cat lama untuk selanjutnya segera setelah melepuh, cat dikerok dengan menggunakan kape. Setelah itu permukaan tembok dicuci untuk menetralkan dan menghilangkan sisa-sisa paint remover.

Pengelupasan cat tembok lama menggunakan paint remover harus extra hati-hati, mengingat cairan tersebut adalah cairan asam yang dapat merusak kulit atau dapat merusak cat baru yang dilapiskan ke tembok, apabila proses pembilasan tidak bersih.

Selain itu harga pengelupasan relatif mahal karena harga paint remover juga tidak murah untuk permeter persegi luasan tembok. Harus ada masa jeda untuk pengeringan sempurna setelah tembok dibilas dengan air bersih karena tembok menjadi lembab, sehingga proses aplikasi pengecatan menjadi lebih lama.

  • Penggunaan Thinner

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk pengelupasan cat tembok lama, adalah dengan menggunakan cairan thinner. Thinner yang baik yang digunakan dalam pengelupasan cat tembok lama adalah thinner epoxy. Thinner epoxy memiliki agresivitas yang baik. Selain thinner epoxy, dapat juga digunakan thinner ND.

Penggunaan thinner untuk mengelupas cat tembok lama, lebih aman dan lebih murah dan memiliki proses kerja yang jauh lebih sederhana. Cara kerjanya cukup dengan membalurkan thinner ke permukaan cat tembok lama dengan menggunakan kuas, dan dalam kondisi masih setengah basah cat tersebut dikerok menggunakan kape. Setelah dikerok untuk selanjutnya thinner mengering dan menguap. Dengan hanya melakukan pengamplasan dan pembersihan, tembok segera dapat dicat tanpa harus membilas dan menunggu tembok kering dari hasil bilasan air.

Pengelupasan dengan menggunakan thinner jauh lebih dianjurkan dari pada menggunakan paint remover.

Demikian tips singkat ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

Jumat, 28 November 2008

Memilih Cat Tembok untuk Rumah Kita

oleh : Ramdhan Effendi
Pernah mengalami cat tembok rumah Anda berjamur, mengapur, warnanya menjadi belang, bergelembung atau membentuk kantong air, keluar aliran putih dari celah-celah retak rambut ?




Masalah diatas umumnya lazim terjadi pada cat dinding atau tembok. Bayangkan bahwa tujuan awal kita melakukan pengecatan adalah untuk memperindah dan melindungi tembok / dinding rumah kita, ternyata setelah dicat menuai masalah ? Bukannya indah... tapi membuat malas melihatnya.
Apa yang harus kita lakukan agar cat tembok / dinding kita terlihat bagus dan bertahan lama keindahannya.

Sebagai langkah atau tip untuk memperkecil masalah - masalah diatas timbul adalah, sebagai berikut :

  1. Pastikan bahwa tembok yang akan dicat sudah kering. Tembok yang siap dicat umumnya setelah umur tembok (plesteran dan acian) 28 hari. Secara kasat mata dan dengan cara diraba tembok dipastikan sudah tidak berkeringat lagi. Untuk meyakinkan dapat diukur dengan alat ukur protimeter dan tembok siap dicat apabila kadar air tembok berkisar <>
  2. pH tembok diukur dengan alat pH indikator berkisar <> 8 menunjukkan bahwa kondisi tembok terlalu basa (OH) dengan kata lain tingkat kandungan alkali tembok masih tinggi. Alkali tembok terjadi karena reaksi semen dan air yang tidak sempurna. Kandungan alkali pada tembok yang terlalu tinggi (> 8)akan menyebabkan warna cat tembok memudar / belang-belang.
  3. Langkah selanjutnya dilakukan pengamplasan dan perbaikan permukaan. Pengamplasan sangat penting dilakukan untuk membuka pori dan membersihkan sisa-sisa kotoran seperti debu, lemak, minyak dan lain-lain. Apabila terdapat retakan-retakan dan bagian yang tidak rata untuk tembok luar / exterior jangan menggunakan plamur / dempul tembok sebagai bahan tambalan. Plamur / dempul tembok dipakai untuk perbaikan tembok bagian daam / interior. untuk tembok luar gunakan cement filler yang biasanya dijual bersama cairan bonding agent sebagai bahan tambalan atau pengisi.
  4. Pelapisan cat dasar atau alkali sealer. Sebelum dilakukan pengecatan dengan cat tembok aplikasikan terlebih dahulu cat dasar alkali sealer, yang berfungsi memberikan lapisan dibawah cat tembok sehingga memperkecil kontak langsung dengan alkali tembok. Selain itu alkali sealer berfungsi memberikan lapisan warna putih sehingga dapat mempercepat penutupan warna cat tembok pada dinding. Alkali sealer berbeda dengan cat putih. Penggunaan cat putih sebagai dasaran pengecatan tidak akan menghindari kontak langsung alkali tembok dengan cat, tetapi hanya berfungsi membantu daya tutup cat tembok saja.
  5. Pemilihan Cat yang akan digunakan. Pengecatan untuk dinding luar pergunakan cat yang memang diposisikan untuk pengecatan tembok luar / exterior. umumnya digunakan cat weathershield atau elastomeric yang berbahan pure acrylic 100%. Pemilihan cat tembok luar harus diperhatikan bahwa cat tembok harus mamiliki kemampuan : tahan cuaca yang extrim (panas, hujan, bertahan terhadap sinar UV), mempunyai daya lekat yang baik, ketahanan terhadap air sangat baik, tahan terhadap abrasi, tidak menguning, dan memiliki ketahanan alkali yang baik. Untuk cat tembok interior yang lebih penting adalah pergunakan cat tembok dengan bebas kandungan timbal dan merkuri dan tidak cepat mengapur. Untuk cat tembok exterior pemilihan warna sangat penting. Usahakan untuk menghindari warna-warna yang berasal dari pewarna organik, karena umumnya warna-warna organik ketahanan terhadap alkali dan sinar uv rendah sehingga warna cepat memudar. Warna-warna organik, biasanya banyak digunakan pada unsur warna merah yang cerah, orange cerah, ungu / purple cerah. Kalaupun harus menggunakan warna-warna organik, pergunakan alkali sealer solvent based sebagai cat dasarnya.
  6. Ikuti anjuran pemakaian dari produsen cat dan ikuti perbandingan campuran cat dengan pengenceran yang ditunjukkan oleh produsen cat. Pergunakan air bersih sebagai pengencer.
  7. Pilih alat roll atau kuas yang berkualitas. Roll dan kuas yang berkualitas memiliki kriteria bulu-bulunya tidak mudah rontok / lepas. Perhatikan juga peruntukan roll atau kuasnya, apakah untuk cat minyak atau cat air.
  8. Hindari melakukan pengecatan pada kondisi cuaca yang terik secara extrim, ataupun pada kondisi hujan.

Demikian tips ini saya sampaikan. Semoga dapat membantu. Apabila ada pertanyaan menyangkut masalah ini jangan segan-segan menghubungi saya. Saya siap sharing dengan anda.